Infokotabatu.com Kota Batu ; Berbagai agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Mojorejo bersama masyarakat dalam rangka peringatan selamatan Desa Mojorejo tahun 2025.
Salah satu kegiatan yang menarik yaitu pagelaran kesenian Andong - Andong di punden Mbok Tarminah yang di gelar oleh warga dukuh Ngandat RW - 06 Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, pada Kamis ( 3/7/2025 ) mulai pukul 07;00 WIB hingga selesai.
Kepala Dusun Ngandat Desa Mojorejo Lustiyo menjelaskan bahwa pagelaran kesenian Andong - Andong ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam selamatan desa Mojorejo tahun 2025 yang ada di pedukuhan Ngandat.
" Pada pagi tadi kegiatan kita buka dengan Barikan dari warga RW 06, dilanjutkan Barian yang dilaksanakan disalah satu sumber yang mengairi pedukuhan Ngandat dan dilanjutkan dengan Andong - Andong.
Jadi kegiatan ini dilaksanakan setiap tahunnya, yang dimulai sejak pak Harto ( Dongkol ) yang memulai dan kami hanya melestarikan saja.
Kegiatan dilanjut pada 17 Juli 2025 dengan dilaksanakan kirab tumpeng dan pada 25 Juli 2025 juga akan dilaksanakan kegiatan wayang kulit di balai desa Mojorejo dengan menghadirkan dalang dari lokalan sini saja ", jelasnya.
Ditempat yang sama, salah satu tokoh masyarakat dukuh Ngandat Desa Mojorejo Sumarno, S.Sos juga mengucapkan terima kasih kepada sesepuh dan pinisepuh yang ada di dukuh Ngandat Kidul, khusunya kepada perangkat mulai kepala dusun maupun RW, RT dan Tokoh Masyarakat.
" Kami dari masyarakat sangat mendukung dengan kegiatan seperti ini, apalagi nanti masih ada momen - momen penting disetiap dusun, karena apa, ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun.
Mudah - mudahan Dukuh Ngandat Kidul Desa Mojorejo jaya selalu, dan masyarakat bisa guyub rukun ", harapnya.
Siswanto Galuhaji atau yang akrab dengan sapaan Cak Pentol selaku pemerhati dan pelaku budaya dan juga perawat Punden Mbah Tarminah menjelaskan bahwa apa yang terlaksana terkait pagelaran kesenian Andong - Andong atau Tayuban ini.
" Kalau melihat sisi negatif dan positif kita lepas itu semuanya, namun sisi yang kita ambil adalah sisi guyub dan rukunnya.
Apa yang terjadi di Punden Mboh Tarminah tempat prasasti Sangguran atau replika prasasti Sangguran sebagai tinggal mulai pertanda peradaban kota Batu. Jadi intinya hanya satu yaitu Guyub Rukun dan kita tidak boleh memandang sesuatu dari sisi positif maupun negatif. Karena hal tersebut tidak akan bermanfaat kalau tidak bersatu. Jadi pesan moralnya yaitu penyatuan sisi positif dan negatif.
Dan saya berharap terkait prasasti sangguran ini harus kembali, namun kembali tidak harus ke Batu, kembali tidak harus ke Mojorejo tetapi harus kembali ke Nusantara. Karena di dalam prasasti Sangguran itu berisi tentang konsekwensi logis contohnya. Lek koen korupsi ( kalau kamu korupsi ), lek koen salah ( kalau kamu bersalah ), lek koen ( kalau kamu ) tidak melaksanakan amanah dari masyarakat maka kami akan menemukan hukuman atau kejadian yang itu sebenarnya adalah pertanggung jawaban dari apa yang kita lakukan. Jadi harapannya kalau pemerintah kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur dan sebagainya meyakini bahwa prasasti sangguran itu ada di dukuh Ngandat Desa Mojorejo, monggo, kita bekerja bersama - sama untuk mengembalikan lagi atau repatriasi tentang prasasti sangguran untuk kembali kepada tempatnya ", harapnya.